Minggu, 29 September 2019

Review Novel 1: Paradoks Waktu

Hai!! Kembali lagi dengan saya, Bang En di sini. Kali ini saya datang dengan posting-an tentang Review Novel 1: Paradoks Waktu. Jika ada yang pertama, maka akan ada yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Karena sesuai dengan tujuan blog ini saya buat untuk share ilmu kepenulisan, review novel, dan menuangkan karya tulis saya baik cerpen, cermin, maupun cerbung.

Sebelum mulai membahas Review Novel 1: Paradoks Waktu, ada baiknya kita kenalan dulu dengan seseorang yang berada dibalik terciptanya novel tersebut. Bagi yang sudah tahu, atau pernah membaca judul novelnya, maka tebakan kalian benar! Ya, dia adalah Imron Rosyadi atau yang lebih dikenal dengan nama pena, Momoy.

Momoy adalah seorang penulis sekaligus pemimpin redaksi di sebuah penerbit. Ia mulai menulis di usia 15 tahun. Sampai saat ini sudah melahirkan 3 buku cetak dan beberapa e-book. Penulis menulis karya dalam berbagai genre, termasuk fantasi, horor, dan terutama romansa. Naskah yang sedang ditulis antara lain: Kekasih Pinjaman, I am Your Boss, Last Affection, Trawang, dan banyak lainnya. Itu sedikit informasi tentang si penulis, jika ada yang mau berinteraksi dengannya bisa melalui akun media sosial: Ig: @momoy_official_

Baiklah! Tanpa basa-basi lagi saya mulai reviewnya!

Paradoks Waktu, dari judulnya yang terlintas pertama kali di pikiran saya adalah sebuah novel fiksi ilmiah yang mengangkat tema tentang penjelajahan waktu, di mana terdapat sebuah mesin atau alat canggih dengan menggunakan teori mekanika kuantum-nya Albert Einstein, tetapi dugaan saya salah telak! Novel ini tidak menggunakan alat atau mesin untuk berpindah. Lantas? Jauh berbeda dengan novel tema sejenis, di novel ini, perpindahan terjadi karena kekuatan yang diturunkan oleh ayah si tokoh utama, yakni Andi. Dari mana ayahnya bisa mendapatkan kekuatan itu? Kalian harus membacanya sendiri, jika tidak jatuhnya menjadi spoiler. Hehehe ....

Namun, karena perbedaannya dengan novel sejenis, saya merasa "Paradoks Waktu" lebih tepat jika masuk ke genre fantasi. Kenapa? Perpindahan waktunya karena kekuatan supranatural yang dibantu prosesnya oleh alam, bukan oleh alat atau mesin yang lebih dapat dijelaskan secara ilmiah, walau bangun teorinya berasal dari penulis sendiri.

Secara alur, "Paradok Waktu" sebenarnya memiliki plot yang sederhana, dengan scene utama yang tak terlalu banyak. Itu membuatnya menjadi bacaan sederhana, walaupun faktanya saat membaca tidak sesederhana itu. Kenapa? Karena informasi soal waktu dalam dialog antar tokoh atau narasi, membuat saya harus berpikir soal kelogisannya, dan alhamdulilah timeline waktunya logis.

Dari segi tulisan sangat baik, itu pastinya didapat penulis dari pengalaman dan proses belajar yang intensif, tak ada typo. Namun, masih ada sedikit kekurangan dalam hal penyampaian informasi, yakni seringnya mengulang informasi yang sama, misalnya informasi yang ingin disampaikan sudah ada di narasi, tetapi disampaikan lagi lewat dialog. Itu menurut saya hal yang tidak perlu, karena hanya membuat pembaca sedikit jenuh. Terlepas dari itu semua, novel ini memiliki sebuah "pesan" positif bagi pembaca, yang dapat membuat pandangan kita soal takdir, menjadi lebih positif.

Kesimpulannya? Buku ini layak untuk kalian baca sebagai hiburan dan guna menambah kekayaan kosa kata dan ilmu kepenulisan yang baik dan benar.

Untuk pemenang give away novel "Rumah Jingga" yang saya adakan kemarin, yang beruntung adalah akun Facebook dengan nama, "Abibilang". Untuk pemenang silakan kontak saya melalui inbox di Facebook, dan bagi yang belum menang jangan bersedih, karena kalian semua yang berpartisipasi mendapatkan e-book novel "Rumah Jingga" dari saya, silakan inbox saya di Facebook dan kirim nomor WhatsApp kalian.

Demikian Review Novel 1: Paradoks Waktu kali ini, kita akan berjumpa kembali dengan review dari novel lainnya, yang mungkin belum pernah kalian ketahui sebelumn
ya. Terima kasih sudah membaca hingga akhir. Semoga hari kalian menyenangkan!


3 komentar:

  1. Kok saya nggak menang give away @bangEn? Padahal saya pengen sekali jadi pemenang,,,����������

    BalasHapus
  2. Hanya jujur dengan penilaian Bang. 😁 Lagian wajar karya kedua masih ada kekurangan, yang terpenting terjadi peningkatan di karya-karya selanjutnya. 😁

    BalasHapus